Rencana Jangka Pendek Pemerintah, Dorong Penggunaan Mobil Hybrid
Mobil plug-in hybrid. Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa mobil hybrid khususnya plug-in hybrid merupakan teknologi paling realistis untuk diterapkan di Indonesia. Mobil bertipe LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) ini dikatakan akan didorong guna mempercepat popularitasnya.
Soalnya, mobil tersebut tidak memerlukan kapasitas listrik yang besar. Sehingga pengisian dayanya hanya cukup lewat colokan atau daya listrik rumahan.
“Yang paling penting (dalam penerapan mobil listrik di Indonesia) adalah charging station karena ini kaitannya dengan tegangan yang berbeda sekarang (tersedia-Red). Kalau electric vehicle kan 380 volt butuhnya, 380 ampere agar pengecasan lebih cepat, yang kita sekarang masih 220. Sehingga solusi jangka pendek adalah plug-in hybrid,” ucap Airlangga di Jakarta, kemarin.
“Karena, berbeda dengan mobil hybrid, plug-in hybrid masih ada bensinnya atau bahan bakarnya untuk menghasilkan listrik, penggerak dari kendaraan sudah elektrik. Jadi kemungkinan kalau plug-in hybrid tanpa infrastruktur sudah bisa jalan,” tambahnya.
Sehingga, pilihan mobil LCEV paling rasional dalam waktu dekat ini untuk diterapkan di Indonesia adalah plug-in hybrid.
“Dan kita dorong yang plug in hybrid sehingga bisa menggunakan bahan bakar yang ada. Karena penggerak mobil itu adalah listrik dan BBM itu hanya untuk menghasilkan listrik, sama dengan ada genset di bawah mobil dan itu kami juga akan dorong sesuai dengan kemampuan Indonesia yaitu biodiesel 20 persen tentunya dalam plug-in hybrid akan diteliti juga,” ujar Airlangga. (rgr/rgr)
Oleh : Ruly Kurniawan – detikOto
Kamis, 05 Jul 2018 10:46 WIB
( Dikutip dari https://oto.detik.com/mobil/d-4099297/rencana-jangka-pendek-pemerintah-dorong-penggunaan-mobil-hybrid dan diakses pada Kamis, 5 Juli 2018 – 15.00 WIB )